Erich Ludendorff, pria yang lahir pada tanggal 9 April 1865 di dekat Posen di Prusia (sekarang Poznan, Polandia), pernah menjadi salah satu dari dua Jenderal teratas di Dinas Militer Angkatan Darat di Jerman pada masa Perang Dunia 1. Ludendorff sudah memulai karir kemiliterannya sejak dia berusia 18 tahun.

Sebenarnya kebolehannya dalam dinas kemiliteran bukan hanya ditunjukan pada saat Perang Dunia 1, tetapi pada tahun 1894 Ludendorff sudah menjadi staf umum Jerman. Di sini dia membantu merevisi Rencana Schlieffen, strategi kemenangan Jerman atas Prancis dan mengkampanyekan perluasan militer yang lebih besar untuk mengantisipasi perang.
Ketika meletus Perang Dunia 1, dimana Jerman menjadi salah satu aktor yang berada dalam perang besar ini, Ludendorff pada tahun 1914, diangkat menjadi jenderal di Angkatan Darat Kedua namun ketika orang-orang Rusia mengancam akan menyerbu Angkatan Darat Kedelapan Jerman di Prusia Timur, Ludendorff diangkat sebagai kepala staf mereka, bertugas di bawah Paul von Hindenburg. Kemenangan demi kemenangan pernah diperolehnya, seperti kemenangan yang spektakuler atas orang-orang Rusia di Tannenberg (1914) dan di Danau Masurian (1915). Pada tahun 1916, ketika Hindenburg diangkat menjadi kepala staf, dia menjadikan Ludendorff sebagai jendral pendampingnya.
Kolaborasi Hidenburg dengan Ludendorff membuat jalannya Jerman di Perang Dunia 1 ini semakin seru, Hindenburg, dibantu oleh Ludendorff, bekerja dalam mobilisasi Jerman untuk menuntut ‘total’ perang, mengintai segala sesuatu pada upaya keras keras untuk ‘perdamaian kemenangan’ yang akan mengamankan keuntungan Jerman. Pada tahun 1917, Ludendorff juga mendukung peperangan kapal selam yang tak terbatas yang membawa Amerika Serikat ke dalam perang. Berikutnya di Tahun 1918, Ludendorff meluncurkan serangan besar-besaran di Front Barat dalam usaha untuk mengalahkan Sekutu sebelum kedatangan tentara Amerika. Namun usaha itu gagal.
Akhirnya pada musim gugur, Jerman menyatakan kekalahannya dalam Perang Dunia 1. Tetapi Ludendorff tidak mau mengakui kekalahan tersebut dan dia percaya bahwa dibalik drama kekalahan Jerman ada campur tangan dari orang Yahudi di garis depan. Akhirnya pada tanggal 26 Oktober 1918, Ludendorff beraliansi ke Hitler dan mendukung NAZI dalam upaya untuk mengembalikan kejayaan Jerman yang telah terenggut diakhir Perang Dunia 1.